Exploring the laboratory-based learning model to improve students' outcomes in the Learning for Autism course
![](https://statik.unesa.ac.id/plb/thumbnail/a39fec8b-36e4-4774-8ba5-34600392e964.jpg)
Pembelajaran di perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk mencapai standar minimum pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam hal ini, dosen harus merancang pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mahasiswa masa kini. Berdasarkan literatur, mahasiswa saat ini cenderung cepat memproses informasi, kritis, dan memerlukan berbagai contoh serta praktik untuk memahami materi. Model pembelajaran seperti problem-based learning dan project-based learning sering diterapkan di perguruan tinggi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan ini. Namun, metode pembelajaran berbasis laboratorium juga berpotensi signifikan dalam mendukung hasil belajar, khususnya di bidang pendidikan keterampilan teknis dan intervensi khusus.
Laboratorium pendidikan di perguruan tinggi adalah unit pendukung akademik yang berperan strategis dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Dengan fasilitas seperti peralatan, bahan, dan metode ilmiah tertentu, laboratorium menjadi sarana penting dalam sistem pendidikan tinggi. Keberadaan laboratorium memungkinkan mahasiswa untuk memverifikasi teori melalui pengalaman praktis, yang memberikan pemahaman lebih konkret. Selain itu, laboratorium memberikan pelatihan keterampilan teknis, mendukung eksperimen, dan menyediakan fasilitas untuk mendesain komponen tertentu sesuai kebutuhan keahlian. Oleh karena itu, manajemen laboratorium yang baik sangat penting untuk kelancaran proses pembelajaran.
Di program studi pendidikan khusus, terdapat enam laboratorium spesialisasi, termasuk laboratorium untuk tunarungu, tunanetra, tunagrahita, autisme, serta anak dengan disabilitas fisik dan kesulitan belajar. Laboratorium autisme, misalnya, telah direnovasi pada tahun 2022 untuk mendukung model pembelajaran TEACCH, yang sangat direkomendasikan untuk siswa autis. Sebagai laboratorium TEACCH pertama di Indonesia, fasilitas ini telah digunakan dalam perkuliahan meskipun belum intensif. Namun, efektivitas laboratorium ini dalam mendukung hasil belajar mahasiswa masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan perbaikan yang berkelanjutan.
Penelitian tentang pembelajaran berbasis laboratorium di laboratorium autisme menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan menggunakan desain penelitian pretest-posttest, penelitian ini melibatkan 25 mahasiswa program studi pendidikan khusus. Data dikumpulkan melalui tes awal dan akhir, serta kuesioner persepsi mahasiswa. Hasilnya menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dari 56,04 pada pretest menjadi 76,4 pada posttest. Analisis statistik menggunakan Wilcoxon Signed Test menunjukkan perbedaan signifikan antara hasil tes awal dan akhir, menegaskan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium efektif dalam meningkatkan hasil belajar.
Selain peningkatan hasil tes, persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran berbasis laboratorium juga positif. Sebagian besar mahasiswa setuju bahwa metode ini mudah diimplementasikan, mendukung pencapaian hasil belajar, meningkatkan motivasi, dan keterampilan. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis laboratorium meningkatkan keterlibatan mahasiswa dan pemahaman terhadap materi. Namun, mayoritas mahasiswa juga mengakui bahwa metode ini membutuhkan persiapan yang cukup lama, menekankan pentingnya pengelolaan waktu dan sumber daya yang efisien.
Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pendidikan tinggi, khususnya di bidang pendidikan khusus. Pembelajaran berbasis laboratorium memberikan pengalaman praktis yang esensial untuk membangun keterampilan teknis mahasiswa. Oleh karena itu, kursus yang berfokus pada keterampilan perlu lebih banyak menggunakan laboratorium untuk mengoptimalkan hasil belajar. Selain itu, keberhasilan metode ini bergantung pada fasilitas laboratorium yang memadai dan sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran.
Jadi, pembelajaran berbasis laboratorium di laboratorium autisme dengan materi TEACCH telah terbukti meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dengan rata-rata nilai posttest yang meningkat secara signifikan, serta persepsi positif mahasiswa, metode ini memberikan manfaat yang nyata dalam mendukung proses pembelajaran. Penelitian lanjutan disarankan untuk menguji efektivitas metode ini pada skala yang lebih besar dan dengan desain penelitian eksperimen yang lebih kompleks. Dukungan fasilitas yang optimal dan pengelolaan waktu yang baik akan semakin memperkuat keberhasilan pembelajaran berbasis laboratorium.
A Journal by: M. Nurul Ashar